Raja Suddhodana mempunyai guru yang dikenal dengan nama petapa Asita. Ketika petapa Asita mendengar bahwa putra mahkota telah lahir, maka petapa asita pun pergi ke istana mengunjungi raja Suddhodana.Sesampainya di istana, Raja Suddhodana merasa sangat bahagia karena gurunya datang berkunjung. Raja lalu membawa putra mahkota kepada petapa Asita, agar bayi tersebut dapat memberikan hormat kepada guru kerajaan, tetapi.... Kaki bayi tesebut malah bertumpu di kepala petapa Asita. Karena merasa heran dan menyadari kekuatan dari Boddisatta, maka petapa Asita segera memberikan hormat kepada bayi tersebut. Raja Suddhodana pun ikut memberikan hormat. Inilah penghormatan Raja yang pertama kalinya.
Petapa Asita lalu memeriksa tubuh pangeran dan menemukan pada tubuh pangeran ada tanda-tanda dari mahkluk agung. Mengetahui hal ini, petapa Asita tertawa sangat bahagia, lalu setelah itu ia menangis tersedu-sedu. Melihat hal tersebut, Raja merasa sangat heran dan ia bertanya kepada gurunya apakah ada hal buruk yang akan menimpa bayi tersebut? Petapa Asita menjawab “ Oooo.. tidak, tidak ada hal buruk yang akan menimpa putra mahkota. Sya tertawa karena merasa sungguh beruntung dapat bertemu dengan-Nya. Sesungguhnya kelak, ia akan menjadi Buddha. Saya menangis karena tidak akan cukup waktu bagi saya untuk meyaksikan tercapainya pencerahan-Nya. Ini adalah kerugian besar bagi saya”
Setelah kelahiran putra mahkota, Raja dan ratu sangat gembira, hingga suatu ketika Raja mengadakan upacara pemberian nama. Raja mengundang 180 orang brahmin untuk hadir dalam upacara tesebut. Para brahmin tersebut setelah melihat bayi tersebut menyampaikan kepada raja bahwa ada dua kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi tersebut. Jika ia memilih kehidupan berumah tangga, maka ia akan menjadi Raja Adidunia, dan jika ia meniggalkan kehidupan duniawi dan menjadi petapa maka ia kan menjadi Buddha. Para brahman tersebut juga menyampaikan bahwa pangeran akan meninggalkan keduniawian dan menjadi petapa setelah melihat 4 peristiwa, yaitu orang tua, orang sakit, orang meninggal dan petapa.
Pangeran kecil akhirnya di beri nama “Siddhartha” yang berarti “ yang akan terpenuhi pengharapannya”. Pangeran kecil diberi nama tersebut karena para brahmin telah meramalkan bahwa pangeran kecil ini kelak akan mencapai Kebuddhaan. Sehingga pangeran kecil ini dikenal dengan nama “ Siddharta Gautama”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar