Rabu, 12 Mei 2010

Bagian 8 : Pemutaran Roda Dharma

Setelah Buddha mencapai penerangan sempurna, Buddha menyadari bahwa ajarannya, Dhamma yang telah ditemukanNya belum tentu dapat dimengerti karena sangatlah sulit dan mendalam. Mengetahui pikiran Buddha, Brahma Sahampati datang dan memohon pada Buddha untuk mengajarkan Dharma, karena walaupun banyak mahkluk sulit mengerti Dhamma, namun ada mahkluk-makhluk yang hanya memiliki sedikit kekotoran batin sehingga mereka dapat tercerahkan. Karena welas asih Buddha yang begitu besar pada semua mahkluk, Buddha memutuskan untuk mengajarkan Dhamma / kebenaran itu kepada semua mahkluk. Buddha kemudian berpikir siapakah yang pantas menerima Dhamma ini? Buddha ingin sekali memberikan kepada kedua gurunya Alara Kalama dan Udakha Ramaputra. Namun ternyata mereka berdua telah meninggal. Kemudian Buddha teringat akan kelima termannya semasa dia bertapa. Setelah mengetahui kalau kelima temannya berada di Taman Rusa Isipatana, Benares, Buddha melakukan perjalanan ke sana.
Dari jauh ke lima pertapa telah melihat kedatangan Buddha. Mereka sepakat untuk tidak menghiraukan Buddha, karena mereka menganggap Buddha telah gagal. Namun ketika mereka melihat Buddha mendekat, secara spontan mereka menyambut kedatangan Buddha. Ada yang mempersiapkan tempat duduknya, ada yang menyediakan air untuk membasuh kaki. Ternyata Aura kebajikan dan kebijaksanaan dari Buddha telah mematahkan keragu-raguan kelima pertapa tersebut. Kemudian Buddha mulai membabarkan kebenaran yang telah Ia dapatkan. Kotbah pertama ini dikenal dengan nama DHAMMACAKKHA PAVATANA SUTTA ( Kotbah Pemutaran Roda Dhamma ).
Buddha mengajarkan Dharma kepada 5 pertapa itu tentang empat kesunyataan mulia, saat itu bulan purnama di BULAN ASADHA. Ke lima pertapa itu akhirnya mencapai tingkat kesucian dan mereka semua telah menjadi siswa Buddha yang pertama. Mereka memohon untuk ditahbiskan menjadi Bhikkhu dan sejak saat itu terbentuklah Sangha, yaitu perkumpulan para Bhikkhu, dan mereka berliman menjadi Bhikkhu pertama. Mereka adalah ASSAJI, MAHANAMA, KONDDANA, BHADIYA, VAPPA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar