Rabu, 12 Mei 2010

Bagian 3 : Menyelamatkan Angsa

Pengeran Siddharta tumbuh menjadi anak yang sangat baik hati, tidak hanya pada manusia, namun juga pada hewan. Sifat kasih yang sayang sangat besar tampak jelas pada cerita berikut ini :
Pada suatu ketika pangeran sedang bermain dengan sahabatnya di hutan, di antaranya adalah pangeran Devadatta, yaitu sepupu pangeran Siddharta. Ketika pangeran Siddharta sedang beristirahat di bawah pohon, tiba-tiba ia melihat seekor angsa jatuh dari angkasa. Ia tahu bahwa Pangeran Devadatta telah memanah angsa tersebut. Dengan segera Pangeran Siddhattha menolong si angsa. Pangeran Devadatta juga mengejar angsa itu, namun Pangeran Siddhattha berhasil terlebih dulu menyelamatkan angsa itu dan dengan lembut Ia menarik anak panah itu keluar dari sayapnya, lalu memetik beberapa tanaman obat dan meneteskan getahnya pada luka si angsa. Ia juga mengelus angsa tersebut dengan lembut dan menenangkannya. Angsa itu didekap di dadanya supaya merasa hangat dan nyaman.

Pangeran Devadatta yang baru saja tiba menuntut agar angsa itu diserahkan kepadanya, namun Pangeran Siddharta menolaknya. Dengan marah Devadatta maju dan mencoba merebut angsa itu sambil berteriak “Angsa itu milikku, akulah yang memanahnya. Kembalikan ia padaku!”. Namun pangeran Siddharta menjauh dan menjawawb “Tak akan kuberikan kepadamu. Tidak akan pernah. Kalau angsa ini mati karena kamu panah tadi barulah ia menjadi milikmu. Namun dia hanya terluka dan masih hidup. Aku telah menyelamatkan hidupnya. Karena itu angsa ini menjadi milikku” Akhirnya terjadilah perselisihan dan saling debat. Pangeran Devadatta berpendapat bahwa angsa itu adalah miliknya karena ia yang memanahnya. Sedangkan Pangeran Siddharta mengatakan bahwa Ia yang berhak atas angsa itu karena Ia telah menyelamatkan hidupnya. Akhirnya Pangeran Siddharta mengusulkan agar permasalahan ini dibawa ke pengadilan para bijak untuk memperoleh jawaban atas siapa yang berhak atas angsa tersebut.

Setelah diajukan ke pengadilan para bijak, akhirnya salah satu dari para bijak tersebut berseru, “Semua makhluk patut menjadi milik mereka yang menyelamatkan atau menjaga hidup. Kehidupan tak pantas dimiliki oleh orang yang berusaha menghancurkannya. Angsa yang terluka ini masih hidup dan diselamatkan oleh Pangeran Siddharta. Karenanya, angsa ini mesti dimiliki oleh penyelamatnya, yaitu Pangeran Siddharta!”
Selain cerita di atas, masih banyak kebaikan hati yang dimiliki oleh pangeran Siddharta. Namun ternyata kebaikan hati yang dimilikinya membuat Raja Suddhodana menjadi cemas. Ingin tahu kelanjutannya, mari kita dengarkan cerita berikutnya.

3 komentar: