Enam tahun sudah Petapa Gotama menjalankan pertapaan yang keras dan tiba pada tahap kritis dimana ia berada di ambang kematian. Hingga suatu hari ia pingsan karena tubuhnya dilanda panas yang tak tertahankan dan karena kurang makan berhari-hari. Ketika itu, seorang anak laki-laki penggembala kebetulan lewat. Setelah membangunkan Pertapa Gotama, anak gembala itu menyuapkan air susu kambing baginya. Pertapa Gotama merenungkan bahwa ia telah pulih kembali dan merasa lebih segar setelah jatuh pingsan - berkat susu kambing yang diberikan oleh anak laki-laki gembala itu. Jika tidak demikian, pastilah ia sudah mati. Ketika merenung seperti itu, sekelompok penyanyi yang sedang berjalan menuju kota berlalu di dekat tempat ia bermeditasi. Para penyanyi itu menyanyikan syair :
“ Jika senar gitar dikencangkan, suaranya semakin meninggi, jika semakin dikencangkan maka senarnya akan putus
“ Jika senar gitar dikendurkan, suaranya akan melemah, jika semakin dikendurkan makan suaranya akan hilang”
Oleh karena itu, untuk mendapatkan suara yang ideal, senar gitar itu harus disetel tidak terlalu kendur atau kencang”
Setelah mendengar syair tersebut, pertapa Gotama menyadari bahwa jika dirinya terus menerus melakukan cara pertapaan ini maka Ia tidak akan mancapai tujuannya. Sehingga Ia memutuskan untuk mengakhiri cara pertapaannya yang salah
Tidak jauh dari tempat itu, tinggallah seorang wanita bernama Sujata. Sujata ingin memberi persembahan kepada dewa pohon karena permohonannya untuk memiliki anak laki-laki terkabul. Ternyata pohon tempat ia memberikan persembahan adalah pohon tempat Pertapa Gotama bermeditasi, sehingga Sujata mengira bahwa Pertapa Gotama adalah dewa pohon. Dengan hati-hati makanan ditempatkan ke dalam mangkuk dan dengan hormat dipersembahkan kepada pertapa Gotama. Berkat makanan yang dipersembahkan ini, tubuh Pertapa Gotama menjadi pulih kembali dan ia dapat melanjutkan kembali usahanya untuk menemukan obat yang dapat menolong seluruh makhluk.
Lain halnya dengan kelima pertapa, ketika melihat Pertapa Gotama mulai makan lagi, mereka menganggap bahwa Pertapa Gotama telah gagal dalam usahanya untuk mencari kebahagiaan sejati. Oleh sebab itu, mereka pun meninggalkan Pertapa Gotama seorang diri.
Sejak saat itu Pertapa Gotama bertekad tetap akan makan tidak lewat tengah hari untuk membantu tubuhnya agar tubuhnya tetap bisa bertahan sehingga ia akan mencapai apa yang menjadi tujuannya. Hingga suatu ketika, pada malam hari sewaktu bulan purnama di bulan Waisaka, setelah mengalahkan Mara, di bawah Pohon Bodhi Pertapa Gotama mencapai BODHI/Pencerahan dan Beliau dikenal sebagai BUDDHA GAUTAMA / BUDDHA SAKYAMUNI.
namanya pengembala kambing apa?
BalasHapus