Di istana, Raja Suddhodana sedang mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan kelahiran cucunya. Pangeran Siddharta, yang baru saja kembali tampak lebih bahagia. Pikirannya dipenuhi dengan keinginan untuk membebaskan semua makhluk dan usia tua, penyakit, dan kematian. Sekitar tengah malam, Pangeran Siddharta terbangun. Setelah membayangkan bahwa keluarga yang dicintainya akan mengalami penderitaan usia tua, sakit dan kematian, tekadnya semakin kuat. Inilah waktunya untuk menemukan obat yang dapat menolong semua makhluk dari usia tua, penyakit dan kematian. Ia lalu meninggalkan kamar perlahan-lahan dan meminta Channa untuk mempersiapkan Kanthaka, kudanya. Dengan hati penuh cinta, pangeran memandangi istri dan anaknya untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi. Malam itu Pangeran Siddharta meninggalkan istana dengan menunggangi kudanya, disertai dengan Channa.
Hari telah pagi. Pangeran Siddharta turun dari punggung Kanthaka. Ia telah tiba di tepi Sungai Anoma. Ia meminta Channa untuk pulang kembali ke Kapilavatthu bersama dengan Kanthaka dan meninggalkannya seorang diri. Channa memohon untuk mengikutinya menjadi pertapa, tapi Pangeran Siddharta melarangnya. Pangeran Siddharta menyerahkan tanda kebesarannya, memotong rambutnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian pertapa dan menjadi Pertapa Gotama.
Dalam perjalanan pulang, Kanthaka sangat bersedih karena harus berpisah dengan Pangeran Siddharta, akhirnya ia meninggal di perjalanan. Sementara itu, Pertapa Gotama melanjutkan perjalanannya menemui seorang guru yang bernama Alara Kalama. Dalam waktu singkat ia mampu menguasai ilmu yang diajarkan oleh gurunya. Namun ia merasa bahwa obat yang dicarinya belum juga ditemukan. Oleh karena itu Ia mohon pamit kepada gurunya untuk melanjutkan perjalanannya mencari obat yang dapat mengatasi usia tua, penyakit dan kematian.
Dalam perjalanan, Ia menemukan tempat pertapaan lain yang dipimpin oleh Uddaka Ramaputta. Ia pun menjadi siswa dari guru tersebut. Dalam waktu yang singkat juga, ia mampu menguasai ilmu yang diajarkan oleh gurunya. Karena tidak puas dengan pencapaiannya itu. Ia meninggalkan pertapaan itu mencari guru lainnya.
Saat melewati Hutan Uruvela Pertapa Gotama bertemu dengan 5 orang pertapa yaitu Kondanna, Vappa, Mahanama, Assaji dan Bhaddiya. Selama berlatih di Hutan Uruvela, Pertapa Gotama menjalani latihan dengan menyiksa diri. Ia berlatih mengurangi makan sedikit demi sedikit hingga tidak makan sama sekali. Karena melakukan hal tersebut, tubuhnya berangsur-angsur menjadi semakin kurus dan akhirnya hanya tinggal tulang belulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar