Rabu, 12 Mei 2010

Bagian 4 : Masa Remaja Pangeran Siddharta

Raja Suddhodana selalu merasa khawatir atas ramalan dari para brahmin saat kelahiran pangeran Siddharta yang menyatakan bahwa pangeran akan meninggalkan kerajaan dan menjadi Buddha. Oleh sebab itu, ia berusaha membuat pangeran senantiasa merasa nyaman dan bahagia. Semua yang terbaik diberikannya kepada putranya itu. Termasuk membangun tiga istana untuk ditempati pangeran pada setiap musimnya, yaitu musin dingin, musim panas dan musim hujan. Namun semakin bertambahnya usia sifat pangeran Siddharta yang suka merenung dan sifat welas asihnya tampak semakin jelas. Raja merasa khawatir. Ia lalu memanggil para penasehat dan bertanya apakah ada cara lain untuk memastikan agar sang pangeran tidak menjadi Buddha. Para penasehat menyarankan “Paduka, mengingat putra paduka sekarang telah berumur enam belas tahun, cara terbaik untuk mencegah agar pangeran tidak meninggalkan tahta adalah dengan mencari gadis tercantik dan menikahkan pangeran dengannya”.
Raja Suddhodana menyetujui usulan tersebut. Raja Suddhodana mengirimkan undangan kepada para orang tua yang mempunyai anak-anak gadis, meminta mereka untuk memperkenankan putri-putri mereka untuk datang ke istana, supaya sang pangeran dapat memilih seorang sebagai calon istri. Namun para orang tua mengabaikan undangan tersebut. Mereka berkata, sang pangeran tidak tahu ilmu perang, tidak mengerti nilai kesenian, bagaimana dia akan menjaga dan melindungi istrinya?
Mendengar hal itu, pangeran mohon kepada ayahnya supaya diselenggarakan sayembara mengenai keterampilan berbagai ilmu perang. Para lelaki seisi kerajaan, bahkan dari luar negara Sakya pun diperbolehkan datang untuk mengikuti perlombaan. Pangeran sendiri juga akan turun ke arena pertandingan itu. Pertandingan yang diadakan antara lain ketrampilan mengendalikan kuda, bermain pedang, dan memanah. Hasilnya, pangeran Siddharta memenangkan seluruh pertandingan itu. Dengan kepiawaian dalam seni perang seperti itu pangeran Siddharta membuktikan bahwa ia layak berada dalam kasta ksatria dan ia lebih unggul dari para peserta lainnya. Para ayah dari putri-putri sangat puas dan tidak lagi merasa ragu terhadap sang pangeran. Sesudah perlombaan selesai, diadakan pesta besar di mana hadir kurang lebih empat puluh ribu gadis cantik. Pilihan Pangeran Siddhartha jatuh pada sepupunya sendiri, adik dari Devadatta yaitu Yasodhara.
Setelah pernikahan itu, Raja Suddhodana merasa agak tenang. Namun untuk berjaga-jaga terhadap ramalan para brahmin, Raja Suddhodana mengatur agar pangeran harus selalu dikerumuni oleh semua keindahan, kemewahan, makanan enak, dan kenyamanan, dan mengusahakan agar pangeran tidak melihat empat peristiwa yaitu : orang tua, orang sakit, orang mati, dan pertapa. Raja berharap pangeran Siddharta akan meneruskan tahta kerajaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar