Rabu, 12 Mei 2010

CINCAMANAVIKA, SI PEMFITNAH

Sejak Sang Buddha membabarkan dhamma tanpa membedakan kasta, warna kulit, ras ataupun jenis kelamin, jumlah siswa-Nya makin bertambah pesat mulai dari raja, pangeran, ratu, brahmin, saudagar, petani, ibu rumah tangga, pelayan dan penghibur. Kemana pun Beliau pergi membabarkan dhamma pengikutnya semakin banyak sehingga keadaan ini menimbulkan rasa benci dan iri hati dalam hati para pertapa pengelana.
Dengan berbagai cara mereka membujuk orang-orang utntuk memberikan mereka persembahan tetapi tidak pernah berhasil, sehingga mereka diam-diam berkumpul dan berencana untuk merusak nama baik Sang Buddha.
Pada saat itu hiduplah seorang pertapa pengelana wanita yang sangat cantik dan anggun bernama Cincamanavika. Dalam perundingannya, para pertapa pengelana menyusun rencana untuk memanfaatkan Cincamanavika untuk rencana mereka.
Oleh sebab itu, segeralah dipanggil Cinca untuk datang menghadap. Kemudian mereka bercerita kepada Cinca bahwa Sang Buddha telah merebut ketenaran, kehormatan dan persembahan dari mereka dan meminta bantuan Cinca untuk mempermalukan Sang Buddha di depan umum.
Segeralah Cinca setuju dan mulai menjalankan rencananya. Ia tahu bahwa setiap senja orang-orang akan pulang dari vihara Jetavana setelah mendengar kotbah dhamma dari Sang Buddha. Maka dia akan berdadan dengan cantik sehingga menarik perhatian orang banyak dan berjalan pergi ke arah vihara Jetavana. Keesokan paginya ia akan kembali ke kota seakan-akan kemarin bermalam di vihara Jetavana. Hal ini dilakukan selama satu setengah bulan.
Setelah itu, dia mengubah siasat dengan berkata bahwa dia bermalam dengan Sang Buddha di Vihara Jetavana. Mendengar hal itu orang-orang mulai curiga dan bertanya-tanya apakah yang dikatakannya itu benar. Tiga atau empat bulan kemudian, ia berpura-pura hamil dengan mengikat kain ke perutnya dan bercerita bahwa dia telah mengandung anak dari Sang Buddha.
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang membabarkan dhamma dihadapan banyak orang Cinca muncul didepan Sang Buddha dan mencercanya dengan tuduhan palsu bahwa dia telah mengandung anak dari Sang Buddha. Kemudia Sang Buddha menghentikan kotbahnya dan berkata kepada Cinca bahwa hanya mereka yang tahu bahwa apa yang dikatakan Cinca adalah betul atau tidak.
Pada saat itu Dewa Sakkah manjadi panas dan menyadari bahwa Cinca sedang memfitnah Sang Buddha, sehingga mengubah dirinya menjadi seekor tikus dan mengigit tali yang mengikat kayu yang diikat di perut Cinca. Setelah tali putus, maka jatuhlah kayu itu pada kaki dan menyebabkan luka pada kaki Cinca.
Orang-orang manjadi sadar akan tipu dayanya. Mereka marah dan menghina serta mengusir Cinca dari halaman vihara. Ia berlari cepat mungkin, namun ditempat yang tak terlihat bumi menganga retak, lalu api neraka menelan dirinya ke dasar neraka Avici.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar