Senin, 09 Februari 2009

Tantangan Pembina GABI dan Solusinya

“Kita bukan sekedar mengajar, tetapi juga ingin membawa orang lain merasakan manfaat dhamma dalam kehidupannya”

Kutipan kalimat di atas hendaknya menjadi sebuah motivasi bagi kita agar dapat menjadi pembina GABI yang kreatif. Menjadikan kita sebagai seorang pembina yang tidak kehabisan akal dan bahan dalam membina GABI.

Berikut ini adalah permasalahan yang biasa dihadapi oleh pembina GABI serta solusinya:

Bagaimana persiapan terpenting sebelum mengajar?

Bagi seorang pembina GABI, selain persiapan yang matang terhadap bahan mengajar, yang jauh lebih penting untuk dipersiapkan dengan serius adalah: persiapan batin.
Persiapan batin artinya pembina harus menjadikan batin benar-benar bersih, dan yakin bahwa apa yang dilakukan adalah semata-mata karena Dhamma. Keyakinan terhadap kebenaran Dhamma yang dirasakan dalam batin mendorong seorang pembina untuk membaginya kepada orang lain termasuk kepada anak-anak GABI. Jadi pengalaman religius tentang Dhamma sangat penting. Seorang pembina harus yakin bahwa Dhamma yang dibagikan kepada orang lain benar-benar telah dirasakannya dan akan pula dirasakan oleh orang lain.
Persiapan batin berhubungan dengan sejauh mana praktik Dhamma setiap pembina GABI, semakin tipis pengalaman Dhamma yang dimiliki semakin rendah kualitas keberhasilan pembinaan kita terhadap anak-anak.

Saya ingin membina GABI tetapi saya tidak bisa menyanyi, apa yang harus saya lakukan?

Jika Anda tidak pandai menyanyi, jangan khawatir. Untuk menjadi seorang pembina GABI tidak harus pandai menyanyi. Yang Anda perlukan adalah keberanian, dan berikut tips-tips penting,yang bisa Anda coba:
a. Pilihlah lagu-lagu yang telah dikuasai dengan baik, jika lagu tersebut baru, kuasai dan pelajari terlebih dahulu
b. Kuasai nada, irama, dan ketukannya (pastikan Anda dapat menyanyikannya dengan benar)
c. Hafalkan syair lagunya (sampai anda hafal)
d. Jika ada pengiring lagu, perhatikan intro dan iringannya (Pastikan Anda tahu benar, dan kuasai kapan saat memulai dan kapan harus selesai. Berlatihlah dengan pengiring musik).
e. Pilih nada yang pas, jangan memilih nada terlalu tinggi atau rendah. Konsultasikan ini dengan orang yang telah menguasai musik.
f. Pilihlah juga variasi irama yang sesuai dengan suasana yang diinginkan.

Latihan yang cukup merupakan persiapan yang terbaik. Untuk pemula dapat meminta seorang guru pendamping yang telah menguasai lagu dan musik. Mintalah guru pendamping mengangkat suara terlebih dahulu. Dengan demikian semakin berpengalaman kita, pasti semakin menguasai lagu-lagu tersebut. Karena tidak ada lagu-lagu dhamma/gita yang sulit, umumnya mudah, asalkan sering menyanyikannya.

Sikap mental yang bagaimana yang harus ditunjukkan oleh seorang pembina GABI?

a. Menjadi teladan
Kita tidak dapat memimpin orang yang menilai perilaku kita kurang baik. Seseorang yang dikenal berprilaku buruk tidak dapat menjadi guru, kendatipun ia sangat berbakat. Bertobatlah dan tunjukkan perubahan hidup kita, jadilah teladan yang baik.

b. Friendly formula
Bersikaplah sebagai seorang sahabat/saudara bagi anak didik kita. Jangan menggurui, angkuh dan lain sebagainya. Bersikaplah wajar dan rendah hati.

c. Anda adalah duta dhamma
Seorang duta (utusan Dhamma) harus sadar bahwa kita bukanlah aktor/aktris atau guru biasa, melainkan kita adalah alat. Alat yang dipakai untuk menyampaikan kebenaran (Dhamma) untuk membimbing anak-anak yang masih kecil.

Bahasa/ gaya bicara yang bagaimana yang sebaiknya dipakai?

Berbicaralah dengan mantap, percaya diri. Berbicaralah secara wajar dan jangan dibuat-buat. Perhatikan konsep friendly formula.

a. Menguasai bahasa anak
Seorang pembina GABI harus menguasai bahasa yang komunikatif dengan anak-anaknya, terutama dengan bahasa ibu atau dengan bahasa Indonesia yang sudah akrab dengan anak-anak. Anak-anak harus dapat memahami ucapan guru dalam mengajar. Selain itu perhatikan juga: Siapakah anak didik kita? Usia, bahasanya, kesukaannya, latar belakang keluarganya, dan lainnya. Pendek kata, kuasai dunia mereka.

b. Teknik yang perlu dilatih
Beberapa hal yang perlu dilatih agar ucapan kita dapat ditangkap dengan jelas. Berbicaralah dengan vokal, suara jelas dan jangan teralalu cepat. Berlatihlah berbicara sendiri dengan mendengarkannya baik-baik.

c. Bagaimana melatih suara kita?
Usahakan volume dan warna suara kita jelas dan dapat dimengerti tanpa dibuat-buat. Intonasi suara harus diatur keras atau lembutnya suara, panjang atau pendeknya suara, cepat atau lambatnya suara, turun atau naiknya suara.

Bagaimana sikap guru saat berdiri di depan murid?

a. Berdirilah dengan tenang
b. Pada saat berjalan, berjalanlah dengan tenang, jangan terburu-buru. Kesankan bahwa kita bersemangat dan mantap untuk mengajar.
c. Berdirilah di tempat yang strategis yang dapat dilihat dengan baik oleh semua anak.
d. Usahakan tubuh tetap rileks dan pandangan mata tetap tenang.

Persiapan dasar apa yang harus dilakukan?

a. Penguasaan tujuan dan suasana yang hendak dibangun
Jika seorang guru/pembina GABI tidak menguasai tujuan acara dan tidak merencanakannya akan berakibat menyimpang dari tujuan dan suasana tidak seperti yang diinginkan. Jadi seorang pembina haruslah tahu apa tujuan acara dibuat, suasana yang diinginkan, ruangan yang digunakan, dan lainnya.

b. Coba hayati suasana yang mungkin terjadi.
Setelah semua acara dipilih, cobalah membayangkan apa yang mungkin terjadi dengan susunan acara tersebut. Apakah anak-anak akan senang, bosan, jenuh, tenang, dan sebagainya. Berlatihlah memperkirakan apa yang akan terjadi dalam pelaksanaan acara GABI yang sudah kita susun. Kemudian pikirkan bagaimana menghadapi kemungkinan yang akan timbul.Periksa lagi sampai kita yakin persiapan kita cukup baik. Memang semakin berpengalaman, semakin peka juga seorang guru. Berlatihlah dan berdoa agar para Buddha dan para Bodhisatva memberikan berkah dan dorongan atas apa yang kita lakukan.

c. Buatlah catatan kecil untuk pegangan anda sendiri.
Jika kita sudah mulai membina acara GABI, kita akan menjadi pusat perhatian anak-anak. Pada saat itu bahaya terbesar adalah kita menjadi tegang, sehingga dapat berakibat kita dapat melupakan apa yang seharusnya kita lakukan. Untuk menghindari kemungkinan tersebut, sebaiknya buatlah catatan kecil di sebuah kertas kecil, cukup tulis topik pembicaraan, susunan acara, pengumuman dan hal-hal penting untuk diingat.

Bagaimana dengan penampilan guru di kelas?

Penampilan pembina sebagai seorang guru dan pendidik mental sebaiknya memperhatikan:
a. Pakaian yang akan dikenakan, pilih yang sederhana, sopan namun berkesan baik dan rapi.

b. Pilih make up yang wajar dan menarik, tetapi tidak menor (jangan berlebihan). Sebaiknya juga tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan.

c. Sesaat sebelum acara dimulai, jangan sibuk atau mencari kesibukan, baik dengan bersenda gurau, atau berjalan hilir mudik. Hal ini akan membuat kita kelelahan dan kehilangan konsentrasi. Lebih baik kita bersikap tenang, sambil berdoa dan membaca kembali persiapan kita. Juga gunakan waktu Anda untuk memastikan semua perlengkapan sudah siap ditempat. Gunakan waktu kita juga untuk berbincang-bincang dengan anak-anak yang sudah datang.

d. Jangan lupa anda harus istirahat (tidur) dan makan secukupnya sebelum acara tersebut. Pastikan kita pada kondisi puncak pada saat anda memimpin acara GABI tersebut agar tetap tampak segar, bersemangat dan penampilan kita dapat membangkitkan semangat anak-anak dalam GABI.

Dengan pembahasan ini maka diharapkan semoga permasalahan yang dihadapi selama ini dapat ditemukan solusinya sehingga menemukan formula yang tepat dalam membina GABI dan anda semakin kreatif. Selamat mencoba dan belajar menjadi pembina GABI yang baik.

Sumber : www.sekberpmvbi.org